PBSI FKIP Universitas Jember Adakan GEMA KRISNA, Gelar Pameran Produk Berbasis Tradisi Lisan
PBSI FKIP Universitas Jember Adakan GEMA KRISNA, Gelar Pameran Produk Berbasis Tradisi Lisan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Jember mengadakan kegiatan GEMA KRISNA (Gebyar Pameran Karya Tradisi Lisan) di lokasi Taman Edukasi Kebangsaan Kampus Tegalboto Universitas Jember (17/6). Menurut ketua panitia kegiatan, Alfina Oktavianti, GEMA KRISNA adalah pameran produk yang berbasis pada tradisi lisan yang ada di Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antar dua angkatan, sebagai pemenuhan tugas akhir mata kuliah Tradisi Lisan yang ditempuh oleh mahasiswa PBSI FKIP angkatan 2020. Sementara mahasiswa angkatan tahun 2022 menjadi event organizer-nya.
“Kegiatan GEMA KRISNA juga bertujuan untuk melestarikan tradisi lisan yang hidup dan berkembang di nusantara melalui cara yang kekinian dan kreatif. Misalnya produk yang kami ciptakan berbasis pada tradisi lisan nusantara seperti dongeng, pantun, mantra, cerita rakyat atau tradisi lisan lainnya. Titik tekannya bagaimana mengintegrasikan nilai sejarah dan kearifan lokal dari berbagai daerah di nusantara yang dikreasikan ke dalam wujud berbagai karya inovatif,” jelas Alfina Oktavianti.
Berbagai produk dipajang di meja-meja yang hari itu seperti dipenuh atmosfer sejarah, yang mengangkat tradisi-tradisi lokal daerah di Indonesia. Mulai dari kaos, kemeja, tote bag, tumbler, gantungan kunci, lukisan dan lain sebagainya. Semua produk yang dipamerkan mengandung nilai-nilai budaya seperti yang diterapkan pada desain batik, gambar mitos-mitos dari cerita daerah di tote bag, serta tulisan-tulisan dari aksara kuno.
Seperti yang dibuat oleh Alvina Puspita Ningrum Astuti dan kawan-kawannya. Mereka mendesain motif batik yang dinamakan Batik Janu Ardhani. Batik ini memiliki motif yang memuat gambar pucuk rebung, daun bidara, cengkeh, bunga rosella, yang digabungkan dengan aksara Jawa. Inspirasi batik motif Janu Ardhani berasal dari mantra yang sering diucapkan saat ada anggota keluarga yang sakit, yakni Tombo Teko Lara Lungo.
Delegasi Universitas Prasetiya Mulya Raih Penghargaan Best Prosecution Memorial di ICC Moot Court Competition 2023
Prestasi tersebut membuktikan kurikulum dan metode pengajaran di Prodi International Business Law Universitas Prasetiya Mulya mampu bersaing dengan fakultas hukum universitas lain yang telah berdiri lebih awal. Pada tahun ini Prodi International Business Law Universitas Prasetiya Mulya mengirimkan delegasi untuk berpartisipasi pada ajang perlombaan peradilan semu International Criminal Court (ICC) Moot Court Competition 2023. Perlombaan dilaksanakan pada tanggal 2-9 Juni 2023 di Universiteit Leiden kampus Den Haag, Belanda yang diikuti 82 tim dari 50 negara. Empat tim Indonesia turut bertanding ialah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Islam Indonesia.
ICC Moot Court Competition merupakan kompetisi peradilan semu dalam Pengadilan Pidana Internasional berkiblat kepada Statuta Roma dan mengambil tempat di Den Haag, Belanda. Kasus tahun ini terkait ecocide dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Para tim partisipan diminta untuk mengumpulkan memorial dan melakukan presentasi argumen (oral presentation) merepresentasikan pihak defense counsel (pengacara terdakwa), prosecutor (jaksa), dan Government (Pemerintah). Delegasi Universitas Prasetiya Mulya yang beranggotakan lima mahasiswa yakni Cassey Jovenia, Nadya Allycia, Vianca Hypatia Danita, Aubrey, dan Aurelia Celestyn berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan memenangkan penghargaan Best Prosecution Memorial yakni penghargaan terhadap memo prosecutor terbaik dari 82 tim bertanding. Sejumlah penghargaan lain dimenangkan oleh Universidade Federal da Bahia (Brazil), National University of Singapore (NUS), Universiteit Maastricht (Belanda), Université Libre de Bruxelles (Belgia), dan lainnya. Terdapat total 36 penghargaan dalam ajang bergensi ini.
Dosen Prodi International Business Law Universitas Prasetiya Mulya Ridha Aditya Nugraha menyambut baik keberhasilan ini. Tidak ada usaha yang terbuang sia-sia. Prestasi ini menjadi pemicu bagi mahasiswa lain di tengah usia Prodi yang masih dini. Anggota delegasi mempelajari banyak hal mengenai aplikasi hukum pidana internasional beserta prosedur. Untuk informasi lebih lengkap anda bisa Visit rutankendari.